Breaking

Selasa, 17 Januari 2023

Fatayat NU Garut Gelar FGD Lintas Iman, Ciptakan Kehidupan Harmoni di Tengah Keberagaman



Garut. Pimpinan Cabang (PC) Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Garut menggelar Focus Group Discussion (FGD) lintas Iman di Bukit alamanda, Jl. Raya Samarang KM 5 Mekargalih Tarogong, Tarogong Kidul, Garut Kota, Mekarluyu, Mekargalih, Kec. Tarogong Kidul, Garut Regency, Jawa Barat 44151, pada Sabtu (14/01/23 lalu.


Baca Juga: http://www.nugarut.or.id/2023/01/lantik-pr-nu-sirnagalih-mwc-nu.html


Kegiatan ini diadakan sebagai upaya menciptakan kehidupan yang harmoni di tengah keberagaman yang ada di Kabupaten Garut.


Dalam FGD kali ini, Fatayat NU Garut menghadirkan beberapa elemen dari organisasi, komunitas, serta agama yang berada di kabupaten Garut. Acara ini merupakan follow up dari kegiatan dialog kebangsaan yang diadakan beberapa waktu sebelumnya, yakni dialog tingkat Desa Cipaganti dan dialog tingkat Kabupaten. 


Neng Hannah selaku fasilitator dalam kegiatan FGD menuturkan bahwa kegiatan ini sengaja diadakan secara terbatas untuk meminta saran, evaluasi, serta kesan mengenai program Kebebasan Beragama atau Berkeyakinan (KBB) yang diadakan Jisra- PW Fatayat Jabar yang dalam implementasinya dikawal oleh PC Fatayat Garut dengan mengundang simpul-simpul organisasi serta agama yang hadir pada kegiatan 2 dialog sebelumnya. 


Dalam sambutannya, Neng Yanti Khozana selaku Manajer Jisra-PW Fatayat NU Jabar menyampaikan bahwa FGD ini merupakan rangkaian kegiatan yang sengaja diadakan sebagai bagian dari program KBB kerja sama Jisra dan PW Fatayat NU Jabar yang bertempat di Kabupaten Garut. Dalam implementasinya, program ini berkolaborasi dengan berbagai elemen masyarakat sebagai ikhtiar menciptakan kehidupan yang harmoni di tengah keragaman. 


Sebagai salah satu elemen dasar dari program ini adalah partisipasi aktif dari Daiyyah Fatayat di tingkat Kabupaten Garut sebagai aktor-aktor perdamaian, di mana mereka telah dibekali dengan TOT Daiyyah Mahmudah serta Buku Pedoman Dakwah. 


Baca Juga: http://www.nugarut.or.id/2023/01/gelar-seminar-parenting-pac-fatayat-nu.html


Buku Pedoman Dakwah PW Fatayat Jabar ini diharapkan bisa direplikasi oleh berbagai komunitas dakwah yang membutuhkan, seperti Wanita PUI, Aisiyah, Persistri, maupun daiyyah-daiyyah lainnya. Sebab selain berisi bagaimana pesan-pesan dakwah Nabi SAW yang mengusung islam yang rahmatan lil alamiin, penyusunan Buku Pedoman Dakwah tersebut juga tidak menafikan kontribusi dari agama, penghayat dan komunitas lainnya, seperti Sunda Wiwitan, Ahmadiyah, Ahlul Bait, Jaka Tarub, Katolik, Hindu, Budha, dan lain sebagainya yang sengaja diundang untuk turut memberi masukan dalam penyusunan naskah dakwah ini. 


Peserta dalam kegiatan FGD berkesempatan menyampaikan kesannya selama mengikuti kegiatan KBB. Ibu Iis Linda dari Wanita PUI misalnya menyampaikan bahwa kegiatan seperti ini merupakan oase bagi keberagaman di Garut yang saat ini memang banyak memiliki tantangan, sehingga menurutnya kolaborasi antar komunitas seperti ini menjadi keharusan. 


Sementara itu, Ustadz Jamil selaku Pengurus MUI Desa Cipaganti menuturkan bahwa kegiatan KBB bagi dirinya menjadi ruang pembelajaran agar ide dan mindset semakin terbuka. Sebab bisa jadi, konflik atas nama agama yang terjadi sebagian besar disebabkan oleh klaim kebenaran oleh kelompoknya sendiri yang berasal dari kesempitan berfikir, dan keterbatasan dalam bergaul. 


Baca Juga: http://www.nugarut.or.id/2023/01/tetapkan-panitia-mwc-nu-bayongbong-akan.html


Dalam upaya mengatasi tantangan yang dihadapi, Marendradika dari perwakilan pemuda Katolik menyampaikan agar lebih banyak mengundang komunitas serta agama lainnya. Dukungan dari berbagai pihak terhadap program KBB ini merupakan kebutuhan mutlak bagi kegiatan positif sebagaimana yang biasa dilakukan Gusdurian dimana ia menjadi salah satu anggotanya. Menurutnya, selain keanggotaannya yang sangat cair dan terbuka, kegiatan-kegiatan gusdurian yang mengusung tema kebudayaan dan kebangsaan menjadi elemen dasar bagaimana menyatukan berbagai lapisan masyarakat. 


Sementara Yusuf selaku ketua Presma STIEB NU Garut mengharapkan agar program ini bisa mengajak stakeholders dari kalangan pemerintah terutama pemerintah daerah sehingga hasil dari program ini mampu melahirkan rekomendasi bagi para pemangku kebijakan di lingkungan kabupaten garut yang beragam dan rentan konflik. Menurutnya Anak-anak muda harus diajak serta karena mereka menjadi bahan bakar utama dalam penerapan kehidupan berbangsa dan bernegara di atas ragam perbedaan.


Editor: M.Y.A Sastradimadja


Baca Juga: http://www.nugarut.or.id/2022/12/lantik-pac-dan-5-ranting-kecamatan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar